Kisah Imam Bukhari: Buta Waktu Kecil, dan Alasan Memilih Mempelajari Hadis, Hingga Hafal Ratusan Ribu Hadis
Kisah Imam Bukhari: Buta Waktu Kecil, dan Alasan Memilih Mempelajari Hadis, Hingga Hafal Ratusan Ribu Hadis

Kisah Imam Bukhari: Buta Waktu Kecil, dan Alasan Memilih Mempelajari Hadis, Hingga Hafal Ratusan Ribu Hadis

Imam Bukhari lahir di kota Bukhara, sebuah kota di Uzbekistan saat ini, pada hari Jumat, 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-Ja’fi Al-Bukhari . Ayahnya bernama Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-Ju'fi Al-Bukhari, seorang ulama hadis dan merupakan murid dari Imam Malik bin Anas, Abdullah bin Al-Mubarak, dan Hammad bin Salamah. 

Sayangnya, ayah Imam Bukhari meninggal dunia saat ia masih kecil. Meskipun Ismail tidak sempat membesarkan putranya, ia telah mewariskan kecerdasan dan ketekunannya kepada Imam Bukhari. Imam Bukhari kemudian tumbuh menjadi salah satu ahli hadits terbesar sepanjang sejarah Islam. Ibu Imam Bukhari mengambil tanggung jawab penuh untuk membesarkannya.

Ketika Imam Bukhari berusia empat tahun, ia mengalami kebutaan yang membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Ibu Imam Bukhari sangat sedih dan terus berdoa kepada Allah ï·» agar anaknya disembuhkan.

Imam Bukhari dimasukkan ke sekolah Al-Quran talaqqi di tempat Syekh Ali bin Al-Madini, seorang ulama hadis terkemuka di Bukhara, seorang ahli hadist yang sangat terkenal pada zamannya. Di sana, ia belajar membaca Al-Quran dengan tartil dan tajwid, serta mendengarkan hadis-hadis dari Syekh Ali bersama murid-murid yang lain.

Pada suatu hari, Imam Bukhari menghadiri majelis ilmu Syekh Ali bin Al-Madini, lalu Syekh Ali bin Al-Madini membacakan keseluruhan Surat Qaf dari Al-Qur'an surat ke (50) sebanyak 45 ayat. Setelah selesai membaca, Syekh Ali bin Al-Madini bertanya kepada para muridnya, "Siapa yang hafal apa yang saya bacakan tadi?"

Semua murid terdiam. Tidak ada yang menjawab. Imam Bukhari yang waktu itu masih berumur 4 tahun mengangkat tangannya dan berkata, "Saya sudah hafal, Syeikh." Syekh Ali bin Al-Madini terkejut. Beliau tidak menyangka bahwa ada seorang anak kecil yang hafal Surat Qaf. Beliau kemudian menguji hafalan Imam Bukhari. Lalu Imam Bukhari diminta kedepan untuk melafalkan Surat Qaf, dan ternyata bukan hanya sekedar hafal saja, tapi bacaan makhrojnya, sifat hurufnya, dan tajwidnya semua mirip dengan yang dibacakan oleh syehnya.

Syekh Ali bin Al-Madini sangat kagum dengan hafalan Imam Bukhari. Beliau kemudian berkata kepada Imam Bukhari, "Mulai sekarang kamu harus belajar hadits, karena kamu memiliki bakat yang luar biasa dalam menghafal." Imam Bukhari pun kemudian mulai belajar hadits secara serius.

Suatu malam, ibu imam Bukhari bermimpi melihat Nabi Ibrahim AS yang berkata kepadanya: "Wahai Ibu, Allah telah mengabulkan doamu dan mengembalikan penglihatan anakmu." Ketika ia bangun, ia mendapati bahwa Imam Bukhari telah bisa melihat lagi. Ini adalah sebuah mukjizat yang menunjukkan bahwa Allah ï·» telah memilih Imam Bukhari untuk menjadi seorang ahli hadis yang besar.

Pada usia 4 tahun, Imam Bukhari sudah mulai menghafal Al-Qur'an. Beliau juga mulai belajar hadits dari para ulama di Bukhara. Pada usia 10 tahun, Imam Bukhari telah menghafal seluruh Al-Qur'an dan banyak sekali hadits.

Imam Bukhari mulai belajar hadis sejak usia muda. Ia memiliki ingatan yang sangat luar biasa dan bisa menghafal banyak hadits dan kitab-kitab ulama terdahulu. Ia juga mulai mempelajari biografi semua perawi hadist, tanggal kelahiran dan wafatnya, tempat kelahirannya, serta meneliti dan memeriksa sanad dan matannya dengan cermat. Ketika ia berusia enam belas tahun, ia sudah menghafal dan menguasai kitab Al-Waki' karya Abdullah bin Al-Mubarak.

Beliau belajar dari para ulama hadis terkemuka di seluruh dunia. Imam Bukhari menjadi sangat terkenal di kalangan para pencari ilmu hadis dan banyak orang yang datang untuk belajar darinya. Beliau juga melakukan perjalanan jauh untuk mencari hadits-hadits yang sahih.

Imam Bukhari menghabiskan seluruh hidupnya untuk mempelajari hadits. Beliau mengumpulkan lebih dari 600.000 hadits dari berbagai sumber. Kemudian, beliau menyeleksi hadits-hadits tersebut dan hanya memilih hadits-hadits yang sahih.

Hasil seleksi hadits-hadits sahih tersebut kemudian beliau tulis dalam sebuah kitab yang berjudul "Sahih Bukhari". Kitab Sahih Bukhari merupakan salah satu kitab hadits paling shahih dan terpercaya di dunia.

Imam Bukhari wafat pada tahun 870 M. Beliau meninggal dunia di Samarqand, Uzbekistan, dan Beliaupun dimakamkan di sana.



RECENT POSTS
    Info Unik