Sejarah Kanker Payudara
Sejarah Kanker Payudara

Sejarah Kanker Payudara

Kanker payudara adalah penyakit yang telah ada sejak zaman kuno. Sejarah kanker payudara dapat ditelusuri melalui catatan medis, arkeologi&dokumentasi

Kanker payudara telah diketahui oleh manusia sejak zaman kuno dan dicatat dalam sejarah. Ini karena gejalanya terlihat terutama pada tahap akhir, ketika benjolan menjadi tumor. Benjolan yang menjadi tumor telah dicatat oleh para dokter sejak zaman dulu. Benjolan pada payudara lebih terlihat daripada jenis kanker internal lainnya.

Namun, sebelumnya, masalah tabu dan rasa malu membuat deteksi dan diagnosis jarang terjadi. Penyebutan kanker payudara dalam literatur di luar jurnal medis dan buku medis jarang terjadi. Keterlibatan lebih banyak wanita dan kemunculan penyakit ini secara terbuka adalah fenomena baru yang sekitar tiga atau empat dekade terakhir. Pada tahun 1990-an, simbol kanker payudara - pita berwarna pink - memicu gerakan revolusi melawan kanker ini.

Sejarah Kanker Payudara di Yunani Kuno dan Mesir

Mesir Kuno adalah yang pertama kali mencatat penyakit ini lebih dari 3.500 tahun yang lalu. Kondisi ini dideskripsikan dengan cukup akurat dalam papirus Edwin Smith dan George Ebers. Salah satu deskripsi mengacu pada tumor membengkak pada payudara yang tidak ada obatnya.

Pada tahun 460 SM, Hippokrates, bapak kedokteran Barat, menggambarkan kanker payudara sebagai penyakit humoral. Ia berteori bahwa tubuh terdiri dari empat cairan yaitu; darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Ia berpendapat bahwa kanker disebabkan oleh kelebihan empedu hitam. Tampilannya pada kanker payudara juga adalah tumor hitam yang keras yang dapat meletus jika tidak diobati dan mengeluarkan cairan hitam. Ia menamai kanker ini "karkinos," dalam bahasa Yunani untuk "kepiting," karena tumor-tumor ini terlihat seperti memiliki tentakel, seperti kaki kepiting.

Setelah itu, pada tahun 200 M, Galen juga menggambarkan penjelasan mengenai kanker ini. Ia juga mencatat adanya kelebihan empedu hitam, tetapi berbeda dengan Hippocrates, ia mengatakan bahwa beberapa tumor lebih berbahaya dari yang lain. Ia menyarankan pengobatan dengan menggunakan opium, minyak jarak, licorice, belerang, salep, dll, untuk terapi medis kanker payudara. Pada masa itu, kanker payudara dianggap sebagai penyakit yang mempengaruhi seluruh tubuh dan operasi tidak dianggap sebagai pilihan.

Kanker payudara pada abad ke-17 dan ke-18

Hingga abad ke-17, teori Galen tentang kanker payudara tetap dipercaya. Pada tahun 1680, dokter Prancis Francois de la Boe Sylvius mulai mempertanyakan teori humoral tentang kanker. Ia berhipotesis bahwa kanker tidak disebabkan oleh kelebihan empedu hitam, tetapi melalui proses kimia yang mengubah cairan limfatik dari bersifat asam menjadi bersifat tajam. Pada tahun 1730-an, dokter Paris Claude-Deshais Gendron juga menolak teori sistemik Galen dan menyatakan bahwa kanker berkembang ketika saraf dan jaringan kelenjar mencampur dengan pembuluh limfa.

Pada tahun 1713, Bernardino Ramazzini mengembangkan hipotesis bahwa tingginya angka kanker payudara pada biarawati disebabkan oleh kurangnya hubungan seksual. Ramazzini mengatakan bahwa tanpa aktivitas seksual yang teratur, organ reproduksi, termasuk payudara, dapat mengalami pembusukan dan berkembang menjadi kanker. 

Teori-teori lainnya termasuk Giovanni Morgagni menyalahkan susu yang menggumpal, Johanes de Gorter menyalahkan peradangan bernanah di payudara, Claude-Nicolas Le Cat dari Rouen menyalahkan gangguan mental depresi, Lorenz Heister menyalahkan kemandulan, dan yang lainnya menyalahkan gaya hidup yang tidak aktif.

Pada tahun 1757, Henri Le Dran, seorang dokter terkemuka dari Prancis, menyarankan bahwa pengangkatan tumor secara bedah dapat membantu mengobati kanker payudara, selama kelenjar getah bening di ketiak juga diangkat. Claude-Nicolas Le Cat berargumen bahwa terapi bedah adalah satu-satunya metode untuk mengobati kanker ini. Hal ini berlangsung hingga abad ke-20 dan mengarah pada terciptanya mastektomi radikal atau pengangkatan payudara yang luas.

Abad ke-19 dan ke-20

Pada pertengahan abad ke-19, bedah adalah pilihan yang tersedia untuk kanker payudara. Perkembangan antiseptik, anestesi, dan transfusi darah pada saat ini juga membuat peluang bertahan hidup setelah operasi lebih tinggi.

William Halstead dari New York membuat operasi pengangkatan payudara yang radikal menjadi standar emas selama 100 tahun berikutnya. Ia mengembangkan mastektomi radikal yang mengangkat payudara, kelenjar getah bening di ketiak, dan kedua otot dada dalam satu prosedur en bloc atau dalam satu bagian untuk mencegah penyebaran kanker saat mengangkat bagian-bagian bagian ini.

Mastektomi radikal menjadi metode utama pengobatan selama empat dekade pertama abad ke-20. Meskipun mastektomi radikal membantu wanita bertahan hidup lebih lama, terutama jika dilakukan secara dini, banyak wanita yang memilih tidak melakukannya karena efek samping yang merugikan. Selain itu, ada masalah seperti dinding dada yang cacat, limfedema atau pembengkakan pada lengan akibat pengangkatan kelenjar getah bening, dan nyeri.

Ahli bedah mulai mempertimbangkan pengangkatan ovarium dan penghentian pasokan estrogen sebagai metode pengobatan.

Pada tahun 1895, ahli bedah Skotlandia George Beatson menemukan bahwa pengangkatan ovarium dari salah satu pasiennya menyebabkan pengecilan tumor payudara. Ketika ini menyebar, banyak ahli bedah mulai mengangkat kedua ovarium dan melakukan mastektomi radikal untuk kanker payudara. Penyusutan tumor setelah pengangkatan ovarium ini disebabkan oleh estrogen dari ovarium yang membantu pertumbuhan tumor, dan pengangkatan ovarium membantu mengurangi ukuran tumor.

Selanjutnya, pada kasus wanita tanpa ovarium, estrogen diproduksi oleh kelenjar adrenal. Pada tahun 1952, Charles Huggins mulai mengangkat kelenjar adrenal wanita (adrenalektomi) dalam upaya untuk menghentikan pasokan estrogen ke tumor.

Perkembangan Teori Sistemik

Pada tahun 1969, Bernard Fisher menyimpulkan bahwa kanker payudara adalah penyakit sistemik yang dapat menyebar ke seluruh tubuh. Bernard Fisher juga menyebutkan kemampuan kanker untuk metastasis. Pada tahun 1976, Fisher menerbitkan hasil penelitian menggunakan operasi penyelamatan payudara yang lebih sederhana diikuti dengan radiasi atau kemoterapi. Ia mencatat bahwa metode ini sama efektifnya dengan mastektomi radikal.

Dengan kemajuan ilmu kedokteran, pada tahun 1995, kurang dari 10 persen wanita yang terkena kanker payudara menjalani mastektomi. Pada saat ini juga, terapi baru untuk kanker payudara, termasuk pengobatan hormon, operasi, dan terapi biologis, telah dikembangkan. Mamografi juga dikembangkan untuk deteksi dini kanker. Para ilmuwan kemudian mengisolasi gen-gen yang menyebabkan kanker payudara: BRCA1, BRCA2, dan ATM.

Kesimpulan

Kanker payudara adalah penyakit yang telah ada sejak zaman kuno. Sejarah kanker payudara dapat ditelusuri melalui catatan medis, arkeologi, dan dokumentasi sejarah. Beberapa poin penting dalam sejarah kanker payudara meliputi:

1. Dokumentasi Kuno

Catatan medis tertua tentang kanker payudara berasal dari Mesir kuno, sekitar 3.500 tahun yang lalu. Papirus Edwin Smith, yang ditulis sekitar tahun 1600 SM, mencatat beberapa jenis tumor payudara.

2. Perkembangan Penyelidikan

Selama berabad-abad, pemahaman tentang kanker payudara tumbuh melalui pengamatan klinis dan eksperimen. Pemahaman tentang penyakit ini secara perlahan berkembang seiring waktu.

3. Perkembangan Teknik Bedah

Pada abad ke-18 dan ke-19, perkembangan dalam teknik bedah memungkinkan pengangkatan tumor payudara yang lebih efektif. Meskipun pada saat itu pengetahuan tentang kanker belum sepenuhnya dipahami.

4. Penemuan Kelenjar Getah Bening

Pada abad ke-19, penemuan kelenjar getah bening dan perannya dalam penyebaran kanker membantu meningkatkan pemahaman tentang kanker payudara dan penyebarannya.

5. Era Modern

Pada abad ke-20, penelitian medis mengenai kanker payudara semakin intensif. Kemajuan besar dalam diagnosis dan pengobatan kanker payudara, termasuk pemahaman tentang peran hormon dalam pertumbuhan kanker payudara, telah terjadi.

6. Kesadaran dan Gerakan Kesadaran

Gerakan kesadaran kanker payudara mulai berkembang pada akhir abad ke-20. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko, pencegahan, dan pengobatan kanker payudara.

Seiring berjalannya waktu, penelitian dan perawatan kanker payudara terus berkembang. Kanker payudara tetap menjadi masalah kesehatan yang signifikan, tetapi berkat penemuan dan perawatan yang terus berkembang, ada harapan untuk deteksi dini dan pengobatan yang lebih efektif.

RECENT POSTS
    Info Unik